KOMISI V DUKUNG PERLUASAN PEMBANGUNAN DOUBLE TRACK
Komisi V DPR RI mendukung perluasan pembangunan rel kereta api dwi ganda atau double-double track tidak hanya untuk jalur Jakarta-Surabaya, tapi juga jalur selatan dan daerah Sumatera yang memang sudah ada jalur kereta apinya.
Hal itu mengemuka saat rapat dengar pendapat dengan Ditjen Perkeretaapian dan jajarannya, Rabu (19/1) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V Muhidin M. Said (Fraksi Partai Golkar).
H. Rustanto Wahidi (Fraksi Partai Demokrat) mengatakan, pembangunan rel kereta api dwi ganda ini diharapkan akan dapat mengurangi tingkat kepadatan lalulintas darat, seperti kendaraan bermotor yang setiap tahun selalu banyak masalah.
Apalagi, kata Rustanto, keadaan ini semakin parah dengan tibanya liburan sekolah dan hari-hari besar keagamaan seperti saat Lebaran, Natal dan Tahun baru, jalur Pantura semakin padat dan semakin tinggi biaya pemeliharaannya, karena jalur tersebut tidak hanya dilalui kendaraan pribadi, tapi juga dilalui truk-truk besar dan bus-bus yang sangat banyak jumlahnya.
Kebijakan Pemerintah untuk menambah jalan dan perbaikan jalan raya, menurutnya tidak memecahkan permasalahan. Karena, katanya, penambahan jalan hanya akan menambah semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor.
Semestinya, porsi pembuatan jalan raya yang ditangani langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan porsi pembangunan infrastruktur khususnya rel jalur ganda harus proporsional. “Jangan sampai semua hanya untuk jalur Pantura atau untuk penyelesaian jalan raya saja, yang hanya menambah beban dan menambah jumlah kendaraan” kata Rustanto.
Untuk itu, dia mengusulkan Ditjen Perkeretaapian membuat Rencana Strategis (Renstra) secara makro disain dari seluruh jalur kereta api yang ada.
Senada dengan itu, anggota dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati sependapat pembangunan double track menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di dunia transportasi kita. Paling tidak, katanya, akan mengurangi sekian banyak pengguna kendaraan bermotor.
Dia menanyakan sejauh mana target pencapaiannya, dan sampai tahun berapa pembangunan double track Jakarta-Surabaya dapat direalisasikan.
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan mengatakan, ada kendala pelaksanaan DIPA di tahun 2010 diantaranya adalah pembangunan double-double track Loan JICA IP-508 tidak dapat diserap seluruhnya karena saat ini masih dalam proses lelang, dan diperkirakan baru bisa kontrak 2011.
Selain itu, jasa konsultansi desain pembangunan jalur ganda Cirebon-Kroya segmen I dan III (JICA IP-548) kontrak baru dilaksanakan tanggal 25 November 2010 sehingga hanya terserap untuk uang muka.
Sedang pembangunan jalur ganda lintas selatan Jawa Kroya-Kutoarjo (Loan JICA IP-548) tidak dapat diserap seluruhnya karena pekerjaan Engineriing Service Railway Double Track on Java South Line III (Kutoarjo-Kroya) Loan JICA IP-540 masih berlangsung.
Untuk Tahun 2011, pembangunan jalur ganda akan difokuskan pada jalur Cirebon-Brebes, Cirebon-Kroya, Tegal-Pekalongan (lanjutan) dan Bojonegoro-Surabaya Pasar Turi.
Selain itu, program prioritas tahun 2011 ini juga akan melanjutkan pembangunan jalur ganda Serpong-Maja dan Duri-Tangerang yang secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan pendanaan.
Pihaknya, kata Tundjung, juga akan mempersiapkan pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi pada lintas Padalarang-Bandung-Cicalengka (engineering service).
Kegiatan prioritas lainnya di tahun ini, akan mengoperasikan kembali lintas-lintas yang tidak operasi, seperti pada lintas Sukabumi-Cianjur dan Kalisat-Panarukan, pengembangan angkutan kereta api barang diantaranya pembangunan akses KA menuju pelabuhan (Tanjung Priok, Cirebon, Belawan) dan pengembangan angkutan KA menuju Bandara Soetta dan Juanda (Surabaya). (tt)/foto:iw/parle.